Kapurtulis – Dalam upaya melestarikan budaya nasional, Presiden Joko Widodo bersama Ibu Iriana mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk mencintai dan menjaga kebaya sebagai bagian penting dari warisan budaya kita. Dalam kesempatan ini, Presiden mengumumkan bahwa Indonesia, bersama empat negara ASEAN lainnya, akan mengajukan kebaya sebagai nominasi Warisan Budaya Takbenda UNESCO. Langkah ini merupakan bentuk apresiasi dan upaya nyata untuk melestarikan kebudayaan tradisional Indonesia di tengah arus modernisasi.

Beragam jenis kebaya dari berbagai daerah di Indonesia akan diajukan, seperti kebaya Labuh dari Sumatera, kebaya Kutu Baru dari Jawa, kebaya Noni dari Sulawesi Utara, kebaya Nona dari wilayah Timur Maluku dan Papua, hingga kebaya Kerancang. Setiap jenis kebaya ini memiliki keunikan dan sejarah yang mencerminkan kekayaan budaya Nusantara. Dengan mengajukan kebaya ke UNESCO, diharapkan kebaya dapat diakui secara global sebagai warisan budaya yang berharga.

Presiden Jokowi menekankan bahwa pelestarian kebaya adalah tanggung jawab bersama untuk memastikan bahwa kebudayaan kita tetap hidup dan tidak punah. Dalam peringatan Hari Kebaya Nasional, ia mengajak masyarakat untuk merayakan dan mempromosikan kebaya sebagai identitas budaya Indonesia yang harus dibanggakan dan dijaga keberlangsungannya.

Selain sebagai simbol budaya, kebaya juga mencerminkan nilai-nilai keindahan dan kearifan lokal yang telah diwariskan dari generasi ke generasi. Pelestarian kebaya tidak hanya dilakukan melalui pakaian sehari-hari, tetapi juga melalui pendidikan dan promosi di berbagai acara kebudayaan, baik di tingkat nasional maupun internasional.

Dengan inisiatif ini, diharapkan kebaya dapat menjadi ikon budaya yang menginspirasi generasi muda untuk mencintai dan melestarikan warisan budaya Indonesia. Keberhasilan dalam mendapatkan pengakuan UNESCO akan menjadi pencapaian besar bagi Indonesia dan negara-negara ASEAN lainnya dalam menjaga dan mempromosikan warisan budaya takbenda di kancah global.