DPRD Samarinda Dorong Percepatan Penyelesaian Revitalisasi Pasar Pagi


Samarinda – Ketua Komisi III DPRD Samarinda, Deni Hakim Anwar, menegaskan pentingnya percepatan penyelesaian fasilitas pendukung serta kejelasan skema pembagian lapak agar ribuan pedagang dapat segera kembali beraktivitas di Pasar Pagi.

“Secara fisik, bangunan memang hampir selesai, tetapi fasilitas seperti eskalator, lift, dan pemisahan area pedagang masih dalam tahap penyelesaian. Hal yang lebih mendesak adalah memastikan penataan kembali sekitar 2.800 pedagang agar pasar ini bisa berfungsi secara optimal,” ungkap Deni.

Dalam proses pemindahan kembali pedagang, dua instansi memiliki peran krusial, yakni Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) yang menangani pembangunan fisik, serta Dinas Perdagangan (Disdag) yang mengatur sistem pembagian lapak. Deni meminta kedua instansi ini segera memberikan kepastian mengenai jadwal serta mekanisme relokasi agar pedagang tidak terus terkatung-katung.

Menurut Deni, keterlambatan revitalisasi Pasar Pagi juga disebabkan oleh perubahan desain awal. Hal ini terjadi karena masih ada puluhan ruko yang menolak pembebasan lahan, sehingga berdampak pada tata letak pasar secara keseluruhan. “Perubahan desain ini memengaruhi banyak aspek, baik di bagian depan maupun belakang pasar,” jelasnya.

Selain itu, proyek ini sempat terhambat setelah ditemukan adanya sungai kecil di bawah bangunan pasar lama. Kondisi ini memaksa Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda untuk meninjau ulang desain, sebab pembangunan infrastruktur, termasuk lahan parkir yang telah direncanakan, tidak bisa dilakukan di atas anak sungai tersebut.

Meski menghadapi berbagai tantangan, Deni tetap optimis. Menurutnya, progres proyek ini cukup cepat mengingat pengerjaannya baru dimulai pada November tahun lalu. Saat ini, sebagian besar pembangunan fisik telah selesai, tinggal menunggu tahap akhir, yaitu pembagian lapak bagi pedagang.

“Revitalisasi ini diharapkan membawa perubahan besar bagi Pasar Pagi. Dulu, pasar ini dikenal dengan kondisi yang panas, kurang tertata, kumuh, dan sering terjadi aksi pencopetan. Kami berharap wajah baru pasar ini bisa menarik lebih banyak pembeli dan meningkatkan perekonomian masyarakat,” pungkasnya. (Adv).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *