
Samarinda — Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Samarinda melakukan kunjungan kerja ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) I.A. Moeis pada Senin (7/7/2025). Peninjauan ini bertujuan untuk mengawasi dan mengevaluasi pengelolaan fasilitas layanan kesehatan milik Pemerintah Kota Samarinda, serta mendorong peningkatan mutu layanan kepada masyarakat.
Ketua Komisi IV DPRD Samarinda, Mohamad Novan Syahronny Pasie, menyampaikan apresiasi terhadap manajemen rumah sakit yang dinilai sudah cukup mandiri dan terkelola dengan baik, terutama dari sisi keuangan. Ia menyoroti bahwa RSUD I.A. Moeis tidak hanya bergantung pada anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD), tetapi juga memaksimalkan skema Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) sebagai sumber utama pendanaan operasional.
“APBD hanya mengelola gaji dan operasional rutin seperti listrik dan air. Sisanya dikelola melalui BLUD (Badan Layanan Umum Daerah), yang memang sesuai dengan aturan undang-undang dan penetapan tarifnya berdasarkan SK Perwali,” terang Novan.
Dalam penilaiannya, Novan menekankan bahwa ketahanan finansial rumah sakit ini memberikan keyakinan akan keberlanjutan layanan, terutama karena pengelolaan pendapatan sejalan dengan peningkatan kualitas pelayanan medis dan non-medis.
“Pengelolaan rumah sakit ini cukup baik, jadi kita tidak khawatir lagi tentang ketahanan rumah sakit ke depan. Realisasi pendapatan dan pengelolaannya cukup mumpuni, yang juga berbarengan dengan proses pelayanan medis maupun non-medis,” tambahnya.
Namun, Komisi IV juga mencatat sejumlah hal yang perlu dibenahi, khususnya menyangkut estetika ruang dan pengelolaan area parkir. Menurut Novan, pengembangan fasilitas seperti ruang rawat inap, rawat jalan, dan parkiran sudah dalam tahap rencana dan pelaksanaan.
“Ada beberapa hal berkaitan tentang fasilitas ruangan saja, bicara masalah estetika khususnya tentang pengelolaan parkir. Memang hari ini Rumah Sakit Moeis juga dalam proses pembuatan penambahan ruang fasilitas,” imbuhnya.
Direktur RSUD I.A Moeis, Dr. Osa Rafshodia, turut menjelaskan sejumlah pengembangan layanan yang sedang dilakukan. Salah satu yang menjadi fokus utama adalah pembukaan Klinik Gagal Jantung yang dijadwalkan mulai beroperasi pada Agustus 2025. Klinik ini ditujukan bagi pasien hipertensi stadium akhir, dengan pendekatan layanan yang lebih intensif dan personal.
“Klinik gagal jantung itu adalah klinik prioritas bagi pasien-pasien yang menderita hipertensi di tahap akhir,” jelas Dr. Osa.
Ia menyebutkan bahwa saat ini rumah sakit memiliki tiga dokter spesialis jantung, dan dua lainnya tengah menyelesaikan pendidikan yang dijadwalkan selesai pada Desember. Awalnya, klinik ini akan buka satu hari dalam seminggu, namun akan ditambah menjadi dua hari begitu seluruh dokter spesialis tersedia penuh.
Selain itu, poliklinik penyakit dalam, jantung, dan saraf disebut sebagai layanan unggulan yang telah berjalan optimal. Dr. Osa juga menanggapi masukan dari DPRD dengan menyebutkan bahwa perbaikan estetika ruang dilakukan secara bertahap, dan pengembangan lahan parkir kini sedang masuk dalam proses lelang.
Tak hanya itu, ia memastikan bahwa seluruh hak tenaga medis dan karyawan selalu dipenuhi secara tepat waktu, termasuk gaji, tunjangan, insentif, dan Tambahan Penghasilan Pegawai (TPP).
“Secara keseluruhan, RSUD I.A. Moeis diharapkan dapat terus memberikan kontribusi signifikan dalam pelayanan kesehatan bagi masyarakat Kota Samarinda,” tutupnya. (Adv)