
Kutai Timur, 5 Oktober 2025 — Pemuda Kutim Hebat mendorong pelaksanaan SPPG (Sarana Pengadaan Pangan Gizi) dalam program Dapur Makan Gizi Gratis (MBG) di Kutai Timur dengan komposisi menu yang memprioritaskan 60% produk lokal daerah dan 40% produk impor per pekan. Program yang merupakan bagian dari kebijakan nasional Presiden Prabowo ini diharapkan mampu meningkatkan penyerapan hasil pertanian lokal serta memberikan manfaat nyata bagi para petani di daerah.
Ketua Pemuda Kutim Hebat, Habibi, mengatakan bahwa penerapan komposisi produk lokal dalam program MBG menjadi langkah strategis untuk memperkuat kemandirian pangan di Kutai Timur. “Jika ada kekurangan produk lokal, akan dijadikan evaluasi untuk meningkatkan kualitasnya agar dapat masuk ke dapur MBG di Kutai Timur. Tujuannya, agar program MBG dapat menyerap hasil pertanian lokal daerah secara maksimal,” ujarnya.
Ia menegaskan, semangat utama dari program ini adalah memastikan bahwa hasil bumi masyarakat Kutim tidak hanya menjadi pelengkap, tetapi menjadi bahan utama dalam penyediaan makanan bergizi di sekolah maupun lembaga sosial penerima manfaat. Dengan begitu, program ini tidak hanya berdampak pada peningkatan gizi masyarakat, tetapi juga memperkuat ekonomi petani dan pelaku UMKM pangan di daerah.
Selain mendorong penggunaan bahan lokal, Pemuda Kutim Hebat juga menilai bahwa penerapan SPPG dapat menjadi momentum memperbaiki tata rantai distribusi hasil pertanian agar lebih efisien. Langkah ini penting agar kebutuhan dapur MBG terpenuhi secara berkelanjutan tanpa mengorbankan kualitas maupun ketersediaan produk lokal.
Program Dapur Makan Gizi Gratis juga dinilai mampu membuka peluang kerja baru di sektor pengolahan dan distribusi bahan pangan. Kolaborasi antara pemerintah daerah, kelompok pemuda, dan pelaku usaha lokal diharapkan menjadi kunci keberhasilan pelaksanaan program ini di Kutai Timur.
Dengan komitmen tersebut, Pemuda Kutim Hebat menegaskan dukungannya terhadap upaya pemerintah dalam memperkuat kedaulatan pangan nasional melalui pemberdayaan potensi lokal. Kutai Timur diharapkan menjadi contoh daerah yang mampu menjalankan program gizi gratis berbasis produk lokal secara berkelanjutan dan berdaya saing.
