Rayakan Harganas ke-32, DPRD Samarinda Tekankan Peran Keluarga dalam Pencegahan Stunting


Samarinda- Pagelaran Bangga Kencana ke-3 dalam rangka memperingati Hari Keluarga Berencana (Harganas) ke-32 di indoor GOR Segiri Rabu (23/7). Kegiatan ini dinilai menjadi langkah konkret dalam memperkuat kolaborasi lintas sektor untuk percepatan penanganan stunting di Kota Samarinda.

Festival ini dihadiri oleh Wakil Ketua Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Samarinda, Sri Puji Astuti pada wawancaranya beliau mengungkapkan bahwa tujuan festival ini sejalan dengan upaya pemerintah kota dalam mengatasi masalah kesehatan, khususnya stunting. Ia melihat inisiatif ini sebagai langkah yang sangat positif.

Meskipun demikian, Sri Puji menyoroti pentingnya penguatan internal keluarga sebagai fondasi utama pencegahan stunting sejak dini. Ia meyakini bahwa keluarga punya peran sentral dalam menjaga kesehatan dan tumbuh kembang anak. “Nah, tetapi memang ada yang jadi PR kita, bahwa bagaimana sebenarnya penguatan di keluarga kita,” tegasnya.

Ia juga menekankan bahwa penanganan stunting harus dilakukan secara komprehensif, dari hulu ke hilir. Ini berarti fokusnya bukan hanya pada dampak akhir, tetapi juga pada akar penyebab masalah, dimulai dari pembinaan keluarga dan edukasi sejak dini.

Sri Puji mengapresiasi berbagai program pemerintah, baik dari pusat hingga daerah, yang telah berkontribusi mempercepat penurunan angka stunting di Samarinda. Berkat sinergi program-program tersebut, angka stunting di Samarinda saat ini sudah di bawah rata-rata nasional sebesar 19%, bahkan mencapai satu digit. Ini merupakan capaian yang sangat membanggakan. Jadi kita masih satu digit, berapa persen itu di bawah angka nasional, yang 19 % tadi, ini kan suatu kerja yang sangat bagus,” ungkapnya.

Namun, Sri Puji mengingatkan agar tidak cepat berpuas diri. Masih banyak tantangan di lapangan yang harus diselesaikan, mengingat masih ada ribuan anak-anak yang berisiko stunting. “Tetapi itu kita gak boleh juga berpuas diri karena masih banyak anak-anak yang berisiko stunting dan hingga ribuan yang berisiko stunting,”. Oleh karena itu, perjalanan Samarinda dalam menekan angka stunting masih membutuhkan komitmen dan kerja keras berkelanjutan dari semua pihak terkait. (Adv)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *