
Samarinda – Sebagai salah satu pusat ekonomi rakyat terbesar di Samarinda, Pasar Segiri memikul beban besar tak hanya dalam mendukung perputaran ekonomi, tetapi juga dalam menciptakan tata kelola ruang yang tertib dan berkelanjutan. Salah satu persoalan menahun yang hingga kini masih membayangi adalah keterbatasan kapasitas parkir dan penataan kawasan sekitarnya.
Kendati Pemerintah Kota Samarinda telah membangun gedung parkir di gedung Segiri Grosir Samarinda, kenyataannya belum cukup untuk menampung volume kendaraan yang datang setiap harinya. Area parkir bawah dan atas yang padat, mendorong pengunjung memarkir kendaraan mereka di bahu jalan. Hal ini tak hanya menyebabkan kemacetan lalu lintas, tetapi juga mengganggu aktivitas warga di sekitar kawasan pasar.
Maswedi, Anggota Komisi III DPRD Kota Samarinda, menyayangkan kebiasaan sejumlah pengunjung yang masih parkir sembarangan di kawasan Pasar Segiri, meskipun Pemerintah Kota sempat melakukan penertiban beberapa waktu lalu.
“Sebenarnya saya menyayangkan, karena daya tampung parkir masih kurang. Pengunjung pasar cukup banyak, sehingga banyak yang akhirnya parkir sembarangan,” ujarnya pada Rabu (21/05).
Maswedi juga menyoroti sebagian masyarakat yang memilih kemudahan tanpa mempertimbangkan ketertiban.
“Banyak yang memilih cara paling simpel agar cepat sampai ke pasar, jadi mereka enggan parkir di tempat yang sudah disediakan, entah di atas atau di bawah. Akhirnya mereka parkir di badan jalan,” tambahnya.
Meski begitu, upaya perbaikan terus dilakukan. Program relokasi lapak ke area yang lebih tertata dan penyediaan ruang terbuka hijau menjadi bagian dari strategi jangka panjang untuk menjadikan Segiri tak hanya sebagai pasar rakyat, tetapi juga ruang publik yang bersih, aman, dan ramah bagi semua kalangan.
Maswedi menyatakan kawasan kumuh Pasar Segiri sebenarnya mulai berkurang. Hal ini berkat upaya relokasi yang dilakukan pemerintah, terutama di bantaran sungai dan kawasan hijau sekitar Pasar Segiri (SGS).
“Sudah mulai berkurang kawasan kumuh di Samarinda karena pemerintah juga sudah melakukan relokasi di bantaran sungai, juga daerah-daerah kawasan hijau daerah pasar SGS mulai ditertibkan juga,” terangnya.
Namun, Maswedi mengakui penanganan kawasan tersebut tidak bisa dilakukan secara instan.
“Di Segiri ini kan memang salah satu tempat pasar, sehingga tidak bisa juga secara cepat bisa ditangani, pasti perlu waktu karena ini pasar,” imbuhnya.
Sinergi antara pedagang, pengunjung, dan pemerintah menjadi kunci penting dalam meningkatkan kelayakan pemanfaatan Pasar Segiri. Tanpa kerja sama semua pihak, upaya penataan pasar akan sulit mencapai hasil yang optimal. (Adv)