Samarinda – Akses air bersih masih menjadi permasalahan di beberapa wilayah di Samarinda, seperti Palaran, Samarinda Seberang, dan Loa Janan Ilir. Keterbatasan jaringan pipa sekunder menjadi kendala utama dalam distribusi air ke rumah warga.
Anggota Komisi III DPRD Samarinda, Elnatan Pasambe, mengungkapkan bahwa salah satu penyebab permasalahan ini adalah keterlibatan pihak swasta yang mengelola layanan air bersih di beberapa wilayah. Hal ini membuat distribusi air tidak merata dan menyebabkan sebagian warga kesulitan mendapatkan akses air bersih.
“Salah satu kendalanya adalah keberadaan pihak swasta yang mengelola layanan air bersih di beberapa wilayah,” ujarnya.
Saat ini, PDAM hanya mampu melayani rumah tangga dalam radius 100 meter dari pipa sekunder. Jika lebih jauh, tekanan air melemah sehingga banyak warga terpaksa menggunakan sumur bor atau membeli air dari pemasok swasta dengan harga lebih mahal.
“Masalahnya ada pada keterbatasan anggaran dan jangkauan pipa sekunder yang belum mencukupi,” kata Elnatan.
Untuk mengatasi persoalan ini, DPRD mendorong pemerintah daerah agar mengajukan tambahan anggaran ke pemerintah pusat serta menggandeng sektor swasta guna mempercepat pembangunan infrastruktur air bersih.
“Kami pastikan proyek ini berjalan sesuai rencana. Kolaborasi berbagai pihak diperlukan agar seluruh warga Samarinda bisa mendapatkan akses air bersih,” tandasnya.
Dengan adanya langkah-langkah ini, diharapkan permasalahan air bersih di Samarinda dapat segera teratasi dan seluruh warga mendapatkan akses yang layak terhadap kebutuhan dasar ini. (Adv).
Akses Air Bersih Masih Menjadi Kendala di Beberapa Wilayah Samarinda
