Anak Muda Marak Balap Liar dan Nongkrong Larut Malam, DPRD Samarinda Wacanakan Kajian Jam Malam

Ketua Komisi IV DPRD Kota Samarinda, Mohammad Novan Syahronny Pasie

Fenomena remaja yang kerap berkeliaran hingga larut malam, terlibat balap liar, dan nongkrong di sejumlah titik Kota Samarinda menjadi sorotan serius DPRD. Aktivitas malam hari yang kian meningkat di kalangan pelajar dinilai berisiko memicu berbagai persoalan sosial, mulai dari pergaulan bebas, penyalahgunaan narkoba, hingga potensi kekerasan jalanan.

Ketua Komisi IV DPRD Kota Samarinda, Mohammad Novan Syahronny Pasie, menekankan perlunya pendekatan yang lebih komprehensif dalam menangani fenomena tersebut. Menurutnya, langkah represif saja tidak cukup. Pendekatan edukatif dan berbasis keluarga perlu menjadi prioritas.

“Saat ini belum ada kondisi yang cukup darurat untuk menerapkan jam malam. Tapi tetap akan kami kaji, sebagai bentuk antisipasi,” kata Novan, Sabtu (24/5/2025).

Ia menyebut bahwa wacana penerapan jam malam bagi pelajar masih dalam tahap kajian awal dan belum menjadi kebijakan yang akan segera diterapkan. Fokus saat ini, lanjut Novan, adalah memahami akar persoalan di balik perilaku remaja tersebut.

Lebih lanjut, politisi Partai Golkar itu menilai bahwa pola asuh di rumah menjadi titik awal yang sangat menentukan. Orang tua diminta lebih aktif membangun komunikasi yang sehat dengan anak serta memberikan pengawasan yang proporsional tanpa mengekang.

“Orang tua adalah kunci. Kalau anak sudah berkeliaran di luar jam normal, ya harus diingatkan, jangan dibiarkan,” ujarnya.

Dalam pandangannya, penyelesaian masalah tidak cukup hanya dengan membuat aturan. Perlu sinergi antara keluarga, sekolah, lingkungan, serta dukungan dari tokoh masyarakat dan lembaga perlindungan anak. Novan menyebut, pendekatan persuasif dan pembinaan yang bersifat membangun akan lebih efektif daripada langkah yang sekadar membatasi.

“Kita tidak boleh hanya memvonis perilaku mereka, tapi harus tahu apa yang sebenarnya mereka butuhkan dan rasakan,” tutupnya.

Saat ini, DPRD bersama sejumlah stakeholder tengah mengidentifikasi faktor penyebab kenakalan remaja dan mencari langkah strategis jangka panjang. Harapannya, kebijakan yang lahir nantinya bukan hanya solusi jangka pendek, tetapi benar-benar menciptakan ruang tumbuh yang aman dan sehat bagi generasi muda Samarinda. (Adv)

Exit mobile version