Kekerasan Digital Mengintai Anak-anak, Sri Puji Astuti Tekankan Pengawasan

Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kota Samarinda, Sri Puji Astuti (ho)


Samarinda  – Di tengah kemudahan akses internet dan gawai yang membawa manfaat untuk belajar dan hiburan, tersembunyi ancaman yang mengintai anak-anak. Kekerasan digital, mulai dari perundungan siber, pelecehan seksual daring, hingga eksploitasi anak di dunia maya terjadi tanpa disadari.

Tren kekerasan terhadap anak di ranah digital kian meningkat seiring waktu. Anak-anak sering kali tak menyadari bahwa mereka menjadi sasaran, sementara pengawasan dari orang tua terhadap aktivitas daring anak masih minim. Hal ini menjadikan kekerasan digital sebagai ancaman yang begitu halus namun nyata.

Wakil Ketua Komisi IV DPRD Samarinda, Sri Puji Astuti, menyampaikan bahwa peran orang tua sangat krusial dalam mendampingi penggunaan teknologi oleh anak. Ia menilai bahwa menolak teknologi bukanlah solusi, justru hal itu bisa membuat anak terasing dari perkembangan zaman.

“Teknologi tidak bisa dihindari, kita harus menyesuaikan diri. Tapi dalam proses itu, perlindungan anak tetap menjadi prioritas utama,” ujarnya.

Sri Puji juga menekankan bahwa perlindungan anak di era digital tidak cukup hanya bergantung pada aturan hukum seperti Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) atau lembaga semacam Komisi Penyiaran Indonesia (KPI). Tanpa partisipasi aktif keluarga, perlindungan digital akan pincang. Sosialisasi aturan dan pemahaman soal bahaya di ruang digital harus menjangkau hingga lapisan masyarakat terbawah.

“Pengawasan terhadap konten digital sangat penting. Anak-anak bisa dengan mudah terpapar iklan atau tontonan yang tidak sesuai usia, baik di media sosial maupun ruang publik,” jelasnya, Kamis (15/05).

Ia menyoroti perlunya memperkuat peran lembaga penyiaran dan pengawas konten digital, namun kembali mengingatkan bahwa semua bermula dari rumah. Keluarga adalah filter pertama atas segala bentuk paparan digital.

“Memiliki gadget atau televisi bukanlah persoalan. Yang penting adalah bagaimana orang tua mampu membangun kebiasaan disiplin, bukan hanya untuk anak, tapi juga bagi diri mereka sendiri,” tegas Sri Puji.

Politisi dari Partai Demokrat ini menegaskan bahwa edukasi digital kepada orang tua, literasi sejak usia dini, dan pengawasan sosial kolektif merupakan langkah penting untuk mengurangi kekerasan digital terhadap anak.

“Teknologi bisa membawa manfaat besar, tapi juga bisa menjadi sumber bahaya. Semua tergantung pada bagaimana kita mengelolanya,” tutupnya. (Adv)

Exit mobile version