
SAMARINDA – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) mencatat bahwa perkembangan sektor keuangan pada penyaluran kredit mengalami pertumbuhan yang positif.
Kepala BPS Kaltim, Yusniar Juliana mengatakan bahwa sampai dengan mencapai September 2024 ini tercatat sektor penyaluran kredit mencapai Rp182,2 triliun. Sementara, di tahun 2023 total penyaluran kredit mencapai Rp184,5 triliun.
“Ini akan terus bertambah dan bersifat sementara, kemungkinan bersar meningkat dan melewati realisasi dari tahun sebelumnya,” ucap dia.
Posisi kredit yang disalurkan juga sebagai besar digunakan untuk aktivitas investasi. Bahkan hingga September 2024 angkanya mencapai Rp80,9 triliun atau sekitar 44,43 persen dari total kredit. Jika dirincikan, penyaluran kredit untuk modal kerja sebanyak Rp65,61 triliun (36,02 persen) dan sisanya untuk konsumsi sebesar Rp35,61 triliun (19,55 persen).
Yusniar menyebutkan bahwa pemerintah telah menyalurkan kredit sebesar Rp108,5 triliun atau sebesar 59,59 persen dari total kredit. Terbanyak disalurkan oleh bank swasta yang mencapai Rp68,64 triliun atau 37,68 persen.
“Bank asing dan bank campuran mencapai Rp4,41 triliun atau 2,42 persen dan oleh bank perkreditan rakyat sebesar Rp576,13 miliar atau 0,32 persen,” paparnya.
Ia menilai dengan tumbuhnya penyaluran kredit ini menunjukkan optimisme dari para pelaku usaha terhadap kondisi ekonomi Kaltim. Meski begitu, sektor pertambangan masih menjadi komoditas unggulan dalam mendorong penyaluran kredit.
“Tidak diherankan karena tambang merupakan tulang punggung perekonomian daerah di tahun 2023,” ujar dia.
Terlebih, sektor pertambangan juga menyerap porsi terbesar dari total penyaluran kredit. Selain itu, Yusniar juga membeberkan tentang sektor jasa dan perdagangan juga yang mengalami pertumbuhan penyaluran kredit yang cukup signifikan.
“Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas ekonomi di berbagai sektor di Kaltim semakin dinamis, kredit disalurkan sebagian besar kepada 17 lapangan usaha. Sebanyak Rp146,57 triliun atau 80,45 persen disalurkan kepada kegiatan usaha,” tukasnya.
Kendati demikian, ia mengatakan bahwa sektor pertambangan menjadi sektor yang paling banyak menyerap kredit. Sejalan dengan dominasi sektor tambang dalam perekonomian Kaltim.