Samarinda – Ketua Barikade Kalimantan Timur, Oschar Rawindra, S.H., menyampaikan keprihatinan dan kekecewaannya atas ketegangan yang terjadi antara Anggota DPD RI asal Kalimantan Timur, Yulianus Henock, S.H, M.Si dengan Kapolres Kutai Kartanegara, AKBP Dody Surya Putra, S.I.K., S.H., M.H.
Ketegangan tersebut dipicu oleh persoalan konflik agraria di Jahab, yang melibatkan masyarakat dengan PT. BDAM. Polres Kutai Kartanegara sebelumnya mengeluarkan surat panggilan terhadap sejumlah warga, yang kemudian dinilai sebagai bentuk dugaan kriminalisasi.
Dalam komunikasi terkait hal itu, Yulianus Henock, S.H, M.Si disebut menanyakan kemungkinan penyelesaian melalui Restorative Justice (RJ) atau mediasi. Namun, tanggapan yang diterima justru berujung pada sikap yang dinilai arogan, termasuk bentakan melalui telepon serta ancaman lewat pesan WhatsApp dengan kalimat “PAW KAU”.
Menurut Oschar, tindakan tersebut sangat provokatif dan mencederai harkat serta martabat Yulianus Henock, S.H, M.Si baik sebagai tokoh adat dayak kalimantan maupun sebagai perwakilan lembaga tinggi negara.
“Kami menilai apa yang dilakukan Kapolres Kutai Kartanegara sangatlah tidak pantas. Bagaimana mungkin seorang Kapolres bisa mengancam ‘PAW’ seorang anggota DPD RI. Kalau terhadap lembaga tinggi negara saja bisa begitu, apalagi kepada masyarakat biasa,” tegas Oschar Rawindra, Senin (…).
Barikade Kaltim dengan tegas menyatakan dukungan penuh terhadap langkah Yulianus Henock, S.H, M.Si baik secara hukum, politik, maupun jalur lain yang ditempuh.
Lebih jauh, Oschar meminta Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengambil langkah tegas dengan mencopot Kapolres Kutai Kartanegara dari jabatannya, karena dinilai telah bersikap arogan serta berpotensi menimbulkan situasi tidak kondusif di Kalimantan Timur.
“Jika tidak ada tindakan tegas, ini akan menjadi preseden buruk bagi institusi Polri yang saat ini sedang berbenah dan berusaha meningkatkan kepercayaan publik,” pungkasnya.
